Syubhat Berhijab Namun Akhlaknya Masih Begitu

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Tidak diragukan berhijab syar’i adalah kewajiban mutlak bagi wanita yang telah cukup umur tanpa ada khilaf lagi.

Maka harus diketahui pada dasarnya orang yang telah berhijab syar’i itu telah memiliki pengamalan akhlak yang benar dan baik dari sisi tersebut. Jangan lupakan itu. Sementara bagi wanita yang tidak berhijab syar’i, sudah pasti dari sisi ini dia akhlaknya buruk dan dia berdosa besar.

Terlepas apakah dalam keseharian wanita yang tak berhijab ini baik seperti tak sombong, suka membantu orang lain, dan sebagainya -dan semoga Allah menerima amal kebaikannya dan sisi kebaikan akhlaknya itu- tetapi tetap ia buruk akhlak dari sisi tidak berhijabnya.

Tak diragukan, wanita yang telah berhijab syar’i jelas memiliki tekanan moral lebih dahsyat untuk bisa lebih menjaga adab/akhlak dibandingkan dengan yang belum berhijab. Itu tidak diragukan lagi. Bahkan tak diragukan lagi jika wanita berhijab syar’i melakukan satu saja akhlak buruk yang diketahui orang banyak, maka dampak fitnahnya -terutama pada orang awam- harus diakui akan lebih membahayakan dibandingkan dengan mereka yang memang belum berhijab.

Namun di sini ana hanya ingin meluruskan dan mengingatkan khususnya kepada saudara-saudaraku agar kita bersikap lebih adil dalam menghukumi seseorang berhijab syar’i yang mungkin sesekali masih terjatuh pada kesalahan dan dosa, selagi ia tak melakukan kesalahannya itu secara sistematis dan demonstratif.

Jujur, kadang lidah kita terlalu tajam menghukum kepada mereka yang telah berhijab syar’i yang jatuh pada kesalahan dengan kata-kata sangat menyakitkan dan bahkan nyaris membuat mereka berputus asa. Kita tega menghukumkan mereka dengan kata amat menusuk sementara hal yang sama tidak kita katakan kepada mereka yang telah jelas berakhlak buruk dari sisi pakaian syar’i.

Beda perkara jika yang berhijab ini melakukannya dengan ada indikasi kuat hijabnya ini digunakan untuk sekedar bersenda gurau dan main-main seperti yang banyak dilakukan kebanyakan penyanyi tik tok yang tanpa malu berjoget ria bahkan maaf bisa dengan tarian yang agak. Allahul musta’an. Kepada mereka sangat pantas diberi peringatan keras.

Tapi kalau kita melihat selama ini mereka yang insya Allah zhahirnya tak menjadikan hijabnya sebagai senda gurau dan main-main, lalu mungkin sekali dia jatuh pada kekeliruan yang tidak sistematis, seperti mungkin dia disosmed berkata yang agak kasar atau kesalahan lain semacam itu yang dilakukan secara tidak sistematis, maka cukup dinasehati dulu dengan cara halus dan tersembunyi, lewat japri dulu dan jangan langsung kalian bantai dia dengan kata-kata yang justru semakin menjatuhkan semangat dan moralitasnya, seperti dengan berkata, percuma hijab syar’imu, percuma cadarmu, buang saja ke laut hijab atau cadarmu dan sebagainya yang lalu itu ditulis di depan umum/publik.

Ingat berhijab syar’i itu bukan merupakan puncak ataupun kesempurnaan iman. Bahkan ia hanya salah satu dari kewajiban syari’at seperti kewajiban syari’at lainnya.

Jika kamu masih bisa memaafkan orang yang shalat yang terkadang masih melakukan kekhilafan dan dosa, maka mengapa kamu tidak lebih memberi udzur yang sama terhadap mereka yang berikan syar’i yang terkadang jatuh pada kesalahan, selama itu tidak dilakukan sistematis dan tidak ada indikasi kuat ia menjadikan hijab itu sebagai senda gurau dan main-main.

Bersikap adillah terhadap mereka. Silahkan -bahkan wajib- ingkari mereka, tetapi tetap dengan cara yang baik dan tidak menyakitkan. Bahkan wajib kalian nasehati dulu dia dengan lembut, dengan tetap memberi motivasi agar hijabnya tetap dipertahankan. Maka perhatikanlah hal ini.

Yang lebih parah lagi adalah yang tidak berhijab justru menjadi juri kepada yang tak berhijab dengan kata menyakitkan yang parahnya tak malu membawa slogan akhlak.

Sering ana dapati wanita yang tak berhijab menghujat wanita yang telah berhijab syar’i yang jatuh pada kesalahan dengan berkata, percuma kamu berhijab kalau akhlakmu masih begitu dengan maksud melemahkan jiwa yang berhijab itu.

Subhanallah. Dia tak berfikir dirinya yang tanpa berhijab itu juga sudah pasti termasuk akhlak buruk atau nanti dia akan berkata, saya udah tanggung, akhlak pakaiannya buruk jadi sekalian yang lainnya juga biar buruk sekalian? Allahul musta’an.

Kalau dibalik tentu akan memalukan, sebab seandainyapun wanita tak berhijab ini kita omong percuma kamu sopan, ramah, dan sebagainya juga kalau kamu tak berhijab syar’i, buang saja akhlak baikmu itu ke laut. Apa ia tak sakit hati?

Bukan begitu caranya ikhwah wa akhawat dalam menasehati. Jangan menjatuhkan moralitasnya. Sekali lagi tentu dikecualikan untuk mereka yang ada indikasi kuat menjadikan hijab yang dikenakan sebagai mainan dan senda gurau, lalu mereka melakukan kesalahan itu secara demonstratif dan lebih-lebih sistematis, maka silahkan peringatkan dengan keras agar yang lain jangan sampai terkena fitnah mempermainkan salah satu simbol syari’at ini.
Maka perhatikanlah masalah ini dalam – dalam, agar kita tetap dalam koridor adil sesuai dengan Manhaj Salaf dalam menyikapi mereka Ahlussunnah khususnya yang berhijab yang terkadang masih melakukan kesalahan namun tidak sistematis dan tidak demonstratif.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

One comment

Comments are closed.