Berapakah Jumlah Asmaaul Husna?

Menjadi kewajiban bagi seorang mukmin untuk beriman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah. Nama-nama Allah disebut dengan asmaaul husna, yang artinya nama yang paling baik dan sempurna. Berapakah sebenarnya jumlah asmaaul husna? Simak pembahasan berikut.

Perbedaan Ulama Tentang Jumlah Nama Allah 

Terdapat perselisihan para ulama mengenai jumlah nama Allah menjadi dua :

Pendapat Pertama. Nama Allah tidak terbatas jumlahnya. Nama dan sifat Allah tersimpan dalam ilmu ghaib di sisi Allah, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Inilah pendapat jumhur ulama seperti Al Khatabi, Al Qurtubi, Al Qadhi Abi Bakr bin Thayyib, Ibnul Arabi, Ar Raazi, dan juga Ibnu Hajar rahimahullah. Bahkan Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan terdapat kesepakatan bahwa nama Allah tidak terbatas jumlahnya sebagaimana disebutkan dalam kitab beliau Syarh Shahih Muslim. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Para ulama salaf dan para imam mereka berpendapat dengan pendapat ini. “

Pendapat Kedua. Nama Allah terbatas dengan jumlah tertentu. Namun terdapat perselisihan mengenai jumlahnya : 

  1.  Ada yang mengatakan jumlahnya 100 nama.
  2.  Ada yang mengatakan jumlahnya 1.000 nama.
  3.  Ada yang mengatakan jumlahnya 4.000 nama. Seribu nama hanya Allah yang mengetahuinya, seribu nama hanya diketahui oleh Allah dan para malaikat-Nya, seribu nama hanya diketahui oleah Allah, malaikat, dan para nabi. Adapun seribu nama sisanya maka orang beriman mengetahuinya. Tiga ratus ada pada Taurat, tiga ratus ada pada Injil, tiga ratus ada pada Zabur, sedangkan seratus sisanya ada dalam Al Qur’an. Sembilan puluh sembilan di antaranya jelas diketahui dan ada satu yang tersembunyi. 
  4.  Nama Allah ada 99 nama. Tidak boleh bagi seseorang untuk menambahkannya. Ini adalah pendapat Ibnu Hazm dalam kitab Al Muhalla.  Beliau berdalil dengan hadits:

إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا 

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Yang Benar Nama Allah Tidak Terbatas Jumlahnya

Nama-nama Allah yang termasuk asmaaul husna tidaklah terbatas jumlahnya. Yang benar jumlahnya bukan hanya 99 nama saja. Hanya Allah yang mengetahui berapa jumlahnya. Dalil-dalil dan alasan yang menunjukkan hal ini adalah sebagai berikut :

Pertama. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ

Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu” (HR. Ahmad, shahih)

Yang menjadi dalil dari hadits di atas terdapat dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ

atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu”

Ini menunjukkan bahwa nama-nama Allah lebih dari sembilan puluh sembilan. Ada di antara nama-nama Allah yang Allah sembunyikan dalam ilmu Allah Ta’ala, di mana tidak ada yang mengetahui kecuali Dia.

Demikian pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi: 

إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, siapa yang menghafalnya pasti masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas tidak menunjukkan pembatasan nama Allah dengan jumlah sembilan puluh sembilan saja. Seandainya maksudnya adalah pembatasan jumlah, ungkapannya adalah sebagai berikut, “Sesungguhnya nama-nama Allah hanya ada sembilan puluh sembilan, barangsiapa yang menghitungnya akan masuk surga”, atau  ungkapan yang semisal.

Penyebutan jumlah dalam hadits di atas merupakan penjelasan bahwasanya bagi yang menghafal sembilan puluh sembilan nama akan masuk surga. Perkataan “barangsiapa ihso’ (menghafal, memahami, dan mengamalkannya) akan masuk surga” merupakan kalimat pelengkap yang menyempurnakan kalimat sebelumnya, bukan merupakan kalimat yang terpisah.

Hal ini bisa diperjelas dengan contoh sebagai berikut. Misalnya ada seorang yang mengatakan, “Aku memiliki seratus uang dirham yang akan aku sedekahkan”. Hal ini tidak menafikan orang tersebut mempunyai uang lain yang tidak akan disedekahkan. Jadi uang yang dimiliki oleh orang tersebut tidak terbatas hanya seratus dirham saja. 

Kedua. Hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau berdoa ketika sujud dengan mengucapkan : 

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridho-Mu dari kemurkaan-Mu, dan aku berlindung dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu.  Aku tidak mampu membatasi jumlah pujian kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau pujikan kepada diri-Mu” (H.R. Muslim).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkabarkan behwasanya beliau tidak mampu menghitung pujian bagi Allah. Seandainya beliau mampu menghitung nama-nama Allah niscaya beliau mampu untuk menghitung sifat-sifat Allah seluruhnya, sehingga beliau bisa menghitung seluruh pujian bagi Allah. Karena seluruh sifat-sifat Allah diungkapkan dari nama-nama-Nya”

Ketiga. Nama-nama Allah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah kalau dikumpulkan semuanya lebih banyak dari 99. Para ulama yang mencoba mengumpulkan 99 asmaaul husna tidak semuanya menyebutkan nama Allah yang sama. Ini menunjukkan bahwa seluruh nama Allah apabila dikumpulkan dari seluruh para ulama yang mencoba mengumpulkan nama-nama Allah tersebut pasti jumlahnya akan lebih dari 99 nama.   

Keempat. Membatasi jumlah nama Allah hanya sembilan puluh sembilan dengan mafhuum ‘adad (mengaitkan pendalilan hukum dengan pembatasan angka tertentu) adalah cara pendalilan yang lemah.

Kelima. Tidak terdapat hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang nama apa saja yang termasuk dalam sembilan puluh sembilan nama tersebut. Hadits yg menyebutkan tentang hal itu adalah hadits dhaif sehingga para ulama pun berbeda-beda ketika menyebutkan sembilan puluh sembilan nama Allah tersebut.

Inilah pendapat yang lebih tepat berdasarkan dalil-dalil di atas. Dengan demikian wajib bagi kita untuk meyakini bahwa Allah Ta’ala memiliki asmaaul husna yang tidak terbats jumlahnya.